Dinasti Ayyubiyah
https://dinastiislam.blogspot.com/2015/03/dinasti-ayyubiyah.html
Sejarah Berdirinya Dinasti Ayyubiyah
Ayyubiyah
adalah sebuah dinasti sunni yang berkuasa dimesir, suriah, sebagian yaman,
irak, mekah, hejaz dan dyarbakir. Dinasti ini didirikan oleh salahuddin
alayyubi pada tahun 1174M. nama lengkapnya adalah salahuddin yusuf ibn ayyub ia
berasal dari suku kerdi hadzbani, ia adalah putra najmudin ayyub dan keponakan
asaddudin syirkuh. Najmudin ayub dan asadudin syirkuh hijrah dari kampung
halamanya didekat danau fan ke takrit, irak. Salahuddin lahir dibenteng takrit
pada tahun 532H atau 1137M. ketika ayahnya menjadi penguasa seljuk di takrit,
pada saat itu ayah dan pamannya mengabdi kepada imaddudin zanky, seorang
gubernur seljuk untuk kota mousul, irak. Ketika imaduddin berhasil merebut
wilayah balbek, libanon pada tahun 534H (1139M). najmudin ayub diangkat menjadi
gubernur balbek dan menjadi abdi raja suryah, yakni nuruddin mahmud. Selama
dibalbek inilah salahudin menekuni teknik dan strategi perang serta politik.
Selanjutnya dia mempelajari teologi sunni selama sepuluh tahun didamaskus,
dalam lingkungan istana nuruddin.
Bersama
dengan pamannya, salahuddin melawan tentara perang salib pada tahun 559-564H
(1164-1168M). mereka berhasil mengusirnya dari mesir sejak saat itu asaduddin
syirkuh diangkat menjadi perdana menteri khilafah fathimiyah. Setelah pamannya
meninggal jabatan perdana menteri dipercayakan kepada salahuddin al ayyubi pada
tahun 1169M. disana, ia mewarisi peranan sulit yaitu mempertahankan mesir dan
melawan penyerbuan dari kerajaan latin jerrussalem. Pada saat itu tidak ada
seorangpun yang menyangka dia dapat bertahan lama dimesir namun keberhasilan
salahuddin dalam mematahkan serangan tentara dan pasukan romawi bzantium yang
melancarkan perang salib kedua terhadap mesir membuat para tentara mengakuinya
sebagai penggganti pamannya.
3. Masa
pemerintahan dinasti ayyubiyah
Pada
awal kedudukannya sebagai perdana menteri, ia masih menghormati simbol-simbol
syiaha pada pemerintahan al adid lidinillah. Namun setelah al adid meninggal
pada tahun 1171M, salahuddin menyatakan loyalitasnya kepada khalifah abbasiyah
(al mustadi) dibagdad dan secara formal menandai berakhirnya rezim fathimiyah
di kairo. Ia tetap mempertahankan lembaga-lembaga ilmiah yang didirikan oleh
dinasti fathimiyah tetapi mengubah orientasi keagamaannya dari syiah menjadi
sunni. Hal ini sesuai dengan perintah sultan nuruddin dia memerintahkan
salahuddin untuk mengambil kekuasaan dari tangan khilafah fathimiyah dan
mengembalikannya kepada khilafah abbasiyah di bagdad.
Penaklukan
mesir oleh salahuddin pada tahun 1171M tersebut membuka jalan bagi pembentukan
mazhab-mazhab hukum sunni dimesir. Salahuddin memberlakukan mazhab hanafi,
sebelumnya mazhab syafiiyah yang berlaku didinasti fatiniyah. Keberhasilan
tersebut mendorongnya untuk menjadi penguasa otonom dimesir. Dalam
mengsolidasikan kekuatannya, ia memanfaatkan keluarganya untuk melakukan
ekspansi kewilayah lain. Saudaranya dikirim untuk menguasai yaman pada tahun
1173M. taqiyuddin, keponakannya diperintahkan untuk melawan tentara salib di
dimyat. Adapun syihabuddin, pamannya diberi kekuasaan untuk menduduki mesir
hulu. Dari mesir, salahuddin juga dapat menyatukan syiria dan mesofotamiya
menjadi sebuah kesatuan negara muslim. Pada tahun 1174 ia menrebut damaskus
kemudian alippo tahun 1185 dan merebut mousul pada 1186.
Pada
masa pemerintahan salhudidin kekuatan militernya terkenal sangat tangguh
pasukannya diperkuat oleh pasukan Barbar turki, dan afrika ia juga membangun
tembok kota diakiro dan bukit muqattam sebagai benteng pertahanan. Dalam hal
perekonomian, ia bekerja sama dengan penguasa muslim diwilayah lain. Disamping
itu, ia juga menggalakan perdaganggan dengan kota-kota dilaut tengah, lautan
hindia dan menyempurnakan sistem perpajakan atas dasar inilah ia melancarkan
gerakan offensif (penyerangan dengan membabibuta) untuk merebut al quds
(jerussalem) dari tangan tentara salib yang dipimpin oleh guy de lusignan di
hittin. Akhirnya pasukannya berhasil menguasai jerussalem pada tahun 1187M. ini
berarti jerussalem dapat dikuasai oleh orang muslim untuk kedua kalinya setelah
delapan puluh tahun dikuasai oleh kaum kristiani. Setelah kejadian itu
orang-orang frank tersingkirkan, meskipun hanya untuk sementara. Usaha
besar-besaran telah dilakukan pasukan salib dari inggris, prancis dan jerman
pada tahun 1189-1192M namun tidak berhasil mengubah kedudukan salahuddin.
Setelah perang berakhir salahuddin memindahkan pusat pemerintahan ke damaskus.
Perjuangan
salahuddin dalam merealisasikan tujuan-tujuan utamanya yaitu mengeluarkan kaum
salib dari baitul makdis dan mengembalikan pada persatuan umat islam, telah
menghabiskan kekuatannya dan mengganggu kesehatannya. Ia meninggal dan
dimakamkan di damaskus pada tahun 1193M, setelah dua puluh lima tahun
memerintah sebelum meninggal ia membagikan kekaisaran ayyubiyah kepada para
anggota keluarga. Oleh karena itu, pengendalian dari pusat tetap berada dibawah
kekuasaan almalik al adil (saudaranya) dan keponakannya al kamil mereka membagi
imperiumnya menjadi sejumlah kerajaan kecil mesir, damaskus, alleppo dan
kerajaan mousul sesuai dengan gagasan saljuk bahwa negara merupakan warisan
keluarga raja. Meskipun demikian ayyubiyah tidak mengalami perpecahan,
karena dengan loyalitas kekeluargaan mesir di integrasikan dalam berbagai
imperium. Mereka menata pemerintahan dengan sistem birokrasi masa lampau yang
telah berkembang dinegara-negara mesir dan siriya melalui distribusi iqta
kepada pejabat-pejabat militer yang berpengaruh.
Ayyubiyah
secara khusus enggan melanjutkan pertempuran melawan sisa-sisa kekuatan pasukan
salib. Mereka lebih memprioritaskan untuk mempertahankan mesir, karena kesatuan
mulai melemah akhirnya pada masa pemerintahan al kamil, dinasti ayyubiyah yang
bertempat di Diyar bakr dan al jazirah mendapat tekanan dari dinasti seljuk rum
dan dinasti khiwarazim syah. Selanjutnya, al kamil mengembalikan jerussalem
kepada kaisar fredrick II yang membawa kedamaian dan kestabilan ekonomi bagi
mesir dan syiria. Oleh karena itu, pada masa tersebut perdagangan kembali
dikuasai oleh kekuatan kristen mediterrania. Setelah al kamil meninggal yakni
pada tahun 1238M, dinasti ayyubiyah dirongrong oleh pertentangan-pertentangan
intern pemerintah.
4. Berakhirnya
Dinasti Ayyubiyah
Runtuhnya
dinasti ayyubiyah dimulai pada masa pemrintahan sultan ash shalih. Pada masa
pemerintahan ash shalih terjadi serangan pasukan budak (mamluk) dari turki yang
berhasil merebut kekuasaan dimesir. Walupun sebelumnya pasukannya berhasil
menaklukan perang salib ke enam yang dipimpin ranja perancis ST Louis,
Setelah ash shalih meninggal pada tahun 1249M, kaum mamluk mengangkat
istri ash shalih, syajarat ad durr sebagai sultan. Dengan demikian berakhirlah
pemerintahan dinasti ayyubiyah dimesir. Meskipun demikian dinasti ayyubiyah
masih berkuasa disuryah. Pada tahun 1260M tentara mongol hendak menyerbu mesir.
Komando tentara islam dipegang oleh qutuz, panglima perang mamluk. Dalam
pertempuran diain jalut, qutuz berhasil mengalahkan tentara mongol dengan gemilang.
Selanjutnya, qutuz mengambil alih kekuasaan dinasti ayyubiyah. Sejak itu,
berakhirlah kekuasaan dinasti ayyubiyah.
5. perkembangan dinasti ayyubiyah.
Ilmu Pengetahuan Pada Masa Dinasti Ayyubiyah
Sebagaimana
dinasti-dinasti sebelumnya, dinasti ayyubiyah juga mencapai kemajuan yang
gemilang dibidang ilmu pengetahuan diantaranya.
A. Bidang pendidikan
Pemerintahan
dinasti ayyubiyah telah berhasil menjadikan damaskus sebagai kota pendidikan
hal ini ditandai dengan dibangunnya dar al hadis al kamilah pada tahun 1222M
dan madrasha ash shauhiyyaha pada tahun 1239M. Dar al hadis al kamilah dibangun
untuk mengajarkan pokok-pokok hukum yang secara umum terdapat didalam mazhab
hukum sunni. Adapun madrasha ash shauhiyyaha berperan sebagai pusat pengajaran
empat mazhab.
B. Bidang arsitektur
Kemajuan
dalam bidang arsitektur dapat dilihat pada monumen bangsa arab, bangunan masjid
dibeirut yang mirip gereja dan istana-istana yang menyerupai gereja.
C. Bidang filsafat dan keilmuan
Bukti
kongkrit dari kemajuan filsafat dan keilmuan pada dinasti ayyubiyah adalah
adelasd of bath, karya-karya orang arab tentang astronomi dan geometri,
penerjemahan bidang kedokteran. Pada bidang kedokteran juga telah didirikan
sebuah rumah sakit bagi orang yang menderita cacat pikiran.
D. Bidang industri
Kemajuan
dinasti ayyubiyah dibidang industri dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh
seorang siriya yang lebih canggih dibanding buatan orang barat. Terdapat pabrik
karpet, pabrik kain dan pabrik gelas.
E. Bidang ekonomi dan perdagangan
Dalam
hal perekonomian dinasti bekerja sama dengan penguasa muslim diwilayah lain.
Disamping itu, ia juga menggalakkan perdagangan dengan kota-kota dilaut tengah,
lautan hindia dan menyempurnakan sistim perpajakan. Pada bidang perdagangan,
dinasti ini membawa pengaruh bagi eropa dan negara-negara yang dikuasainya.
Dieropa terdapat perdagangan agriculture dan industri. Hal ini menimbulkan
perdagangan internasional melalui jalur laut, sejak saat itu dunia ekonomi dan
perdangan sudah mengguakan sistem kredit, bank termasuk Letter of Credit (lc),
bahkan ketika itu sudah ada uang yang terbuat dari emas. Selain itu juga
dimulai percetakan mata uang dirham campuran (fulus). Percetakan fulus yang merupakan
mata uang dari tembaga dimulai pada masa pemerintahan sultan muhammad al kamil
ibn al adil al ayyubi, percetakan unag fulus tersebut dimaksudkan sebagai alat
tukar terhadap barang-barang yang tidak signifikan denga rasio 48 fulus untuk
setiap dirhamnya.
F. Bidang militer
Pada
masa pemerintahan salahuddin, kekuatan militernya terkenal sangat tangguh.
Pasukannya diperkuat oleh pasukan Barbar, turki dan afrika. Ia juga membangun
tembok kota di kairo dan muqattam sebagai benteng pertahanan. Selain memiliki
alat-alat perang seperti kuda pedang dan panah dinasti ini juga memiliki burung
elang sebagai kepala burung-burung dalam peperangan. Disamping itu adanya
perang salib membawa dampak positif, keuntungan dibidang industri, perdagangan
dan intelektual misalnya dengan adanya irigasi.
G. Bidang kebudayaan
Salahuddin
al ayyubi menjadi tokoh yang meneladankan satu konsep dan budaya, yaitu
perayaan hari lahir nabi Muhammad SAW yang kita kenal dengan sebutan maulud
atau maulid. Maulud atau maulid ini berasal dari kata milad yang berarti
tahun dan bermakna seperti pada istilah ulang tahun.
6. Sebab-Sebab Terjadinya Perang Salib
Perang Salib (491 H – 692 H/ 1097 M – 1292 M) ialah suatu peperangan yang
dilakukan oleh umat Kristen Eropa terhadap umat Islam dengan tujuan untuk
membebaskan Palestina, khususnya kota suci Yerusalam dan kekuasaan umaat
Islam. Perang Salib ini berlangsung selama kurang ± 200 tahun, terdiri
atas tujuh gelombang yang menyebabkan berjuta-juta orang gugur baik dari pihak
Islam maupun pihak Kristen.
Peperangan
tersebut dinamakan Perang Salib karena tentara Kristen memakai lambang Salib
dalam rangka mempersatukan umat Kristen untuk menghadapi umat Islam. Sebenarnya
Perang Salib ini bukanlah semata-mata perang agama tetapi ada latar belakang
lain yang mempengaruhinya, antara lain
Pertama, Perebutan kekuasaan
antara Timur dan Barat yang berlangsung sejak zaman Rumawi di Barat, dan Persia
(Sekarang Iran) di Timur, padahal Persia dahulu dikenal beragama Majusi.
Kedua, Agama
Kristen berkembang pesat di Eropa setelah Paus Paulus mengalihkan kiblatnya ke
Roma dan menjauhkan dari ajaran aslinya di tempat kelahirannya di Timur.
Kemudian datang agama Islam menghancurkan penjajahan Eropa yang bertopeng agama
Kristen di Syiria, Mesir dan Afrika Utara. Islam masuk ke daratan Eropa yaitu
dengan menguasai Andalusia (Spanyol) di Barat dan Konstantinopel di Timur.
Dengan masuknya Islam ke Eropa maka orang Kristen di Eropa menggalang persatuan
untuk menghadapi kekuasaan Islam.
Ketiga, Di bidang perdagangan Eropa
ingin sekali menguasai kembali pelabuhan-pelabuhandi laut Tengah, sehingga
mereka dapat menguasai perdagangan antara Timur dan Barat.
Keempat, Sebagian pembesar Eropa
ingin menguasai tanah-tanah yang subur di negara Timur, untuk itu mereka
memberikan peluang kepada budak-budak untuk memerdekakan diri dengan jalan ikut
Perang Salib.
Kelima, Para
peziarah dari Eropa sering menbuat kekacauan selama berada di Palestina. Mereka
membawa obor dan pedang serta pasukan pengawal yang bersenjata lengkap, sering
menimbulkan kerusuhan di antara mereka. Untuk lebih menganmankan suasana,
penguasa Islam melarang peziarah membawa senjata serta obor, tetapi larangan
itu mereka anggap sebagai suatu penghinaan terhadap ajaran Kristen, apa lagi
sebagian dari peziarah itu terdiri dari penjahat-penjahat yang ingin menghapus
dosanya. Para pemimpin agama Kristen mengeluarkan pernyataan yang
mengatakan bahwa para penjahat tidak akan diampuni dosanya kecuali bila mereka
melakukan ziarah ke Baitul Maqdis.
7. Meneladani Sipat-Sipat Shalahuddin Al Ayyubi, Pahlawan Islam Dari
Seratus Medan Pertempuran (1137 – 1193 M) SULTAN SALAHUDDIN AL-AYYUBI,
Namanya
telah terpateri di hati sanubari pejuang Muslim yang memiliki jiwa patriotik
dan heroik, telah terlanjur terpahat dalam sejarah perjuangan umat Islam karena
telah mampu menyapu bersih, menghancurleburkan tentara salib yang merupakan
gabungan pilihan dari seluruh benua Eropa.
Konon guna membangkitkan kembali ruh jihad atau semangat di
kalangan Islam yang saat itu telah tidur nyenyak dan telah lupa akan tongkat
estafet yang telah diwariskan oleh Nabi Muhammad saw., maka Salahuddinlah yang
mencetuskan ide dirayakannya kelahiran Nabi Muhammad saw. Melalui media
peringatan itu dibeberkanlah sikap ksatria dan kepahlawanan pantang menyerah
yang ditunjukkan melalui “Siratun Nabawiyah”. Hingga kini peringatan itu
menjadi tradisi dan membudaya di kalangan umat Islam.
Jarang sekali dunia menyaksikan sikap patriotik dan heroik
bergabung menyatu dengan sifat perikemanusian seperti yang terdapat dalam diri
pejuang besar itu. Rasa tanggung jawab terhadap agama (Islam) telah ia baktikan
dan buktikan dalam menghadapi serbuan tentara ke tanah suci Palestina selama
dua puluh tahun, dan akhirnya dengan kegigihan, keampuhan dan kemampuannya
dapat memukul mundur tentara Eropa di bawah pimpinan Richard Lionheart dari
Inggris.
Hendaklah diingat, bahwa Perang Salib adalah peperangan yang
paling panjang dan dahsyat penuh kekejaman dan kebuasan dalam sejarah umat
manusia, memakan korban ratusan ribu jiwa, di mana topan kefanatikan membabi
buta dari Kristen Eropa menyerbu secara menggebu-gebu ke daerah Asia Barat yang
Islam.
Seorang penulis Barat berkata, “Perang Salib merupakan salah
satu bagian sejarah yang paling gila dalam riwayat kemanusiaan. Umat Nasrani
menyerbu kaum Muslimin dalam ekspedisi bergelombang selama hampir tiga ratus
tahun sehingga akhirnya berkat kegigihan umat Islam mereka mengalami kegagalan,
berakibat kelelahan dan keputusasaan. Seluruh Eropa sering kehabisan manusia,
daya dan dana serta mengalami kebangkrutan sosial, bila bukan kehancuran total.
Berjuta-juta manusia yang tewas dalam medan perang, sedangkan bahaya kelaparan,
penyakit dan segala bentuk malapetaka yang dapat dibayangkan berkecamuk sebagai
noda yang melekat pada muka tentara Salib. Dunia Nasrani Barat saat itu memang
dirangsang ke arah rasa fanatik agama yang membabi buta oleh Peter The Hermit
dan para pengikutnya guna membebaskan tanah suci Palestina dari tangan kaum
Muslimin. http://dinastiislam.blogspot.com/